Mengenal sejarah tentang budaya tradisi ‘ kembang ‘. Berbagai banyak hal dr adat jawa yg menggunakan ‘ kembang ‘ sebagai pelengkap laku. Tetapi yang perlu di mengerti adalah sejarah ‘ kembang ‘ tersebut bukan isi yang banyak menyimpang dr ‘ kembang ‘.
Pada zaman nenek moyang dahulu kembang ditanah jawa dijadikan sebagai pengharum ketika beliau mandi , karena zaman dahulu belum ada pengharum tubuh.Tapi sebagaian orang mengatakan ‘ kembang ‘ dijadikan sebagai perantara untuk memanggil mahkluk halus, meyembah setan ,jin dan lain sebagainya. Disinilah simpang siur kembang ( bunga ) disalah artikan oleh sebagian orang. Mungkin karena beberapa hal ini bisa terjadi :
1. Mungkin bunga sering dipakai dukun , paranormal atau pakar spiritual.
2. Kembang juga sering digunakan sebagai pengharum orang yang sudah meninggal.
3. Kembang juga biasa digunakan untuk tradisi mandi manten ( orang yang sedang menikah ).
4. Kembang juga sering digunakan untuk sesajen tempat tempat sakral
Mungkin dr beberapa hal di atas arti makna kembang menjadi simpang siur. Jika kita mengenal sejarah pastinya kita tidak akan masuk ke dalam pemikiran yang buruk tentang kembang. akan guna kembang sesungguhnya :
1. Pengharum
2. Sebagai PRALAMBANG yang artinya suci dan bersih.
3. Hanya untuk melestarikan adat
4. Untuk pelengkap atau dalam artian dalam bumbu adalah sebagai mrica atau garam.
Jika dukun atau pakar spiritual menggunkan kembang hanyalah sebagai salah satu contoh di atas. Jika paranormal atau dukun menyembah setan bukan karena kembangnya melainkan hati dan fikiran paranormal atau dukun tersebutlah yang melakukanya. Ketika orang meninggal ditaburi kembang juga bukan memuja roh ataupun memberi makan rohnya melainkan hanya sebagai pewangi agar bau busuk yang di timbulkan dr orang yang meninggal tersebut tudak menyengat, jika orang tersebut memberi makan atau pun memuja rohnya bukan juga dr kembangnya melainkan dr hati dan akal fikir orag tersbut. Jika kembang tersebut digunakan untuk mandi manten juga bukan karena manten tersbut bersekutu ataupun melakukan ritual melainkan hanya untuk melestarikan adat. Jadi kembang bukanlah alat atau perantara untuk memanggil dan menyembah dan bersekutu dengan setan apalagi makanan roh atau pun setan. Jadi orangnya bukan kembangnya yang membuat sebuah hal menjadi sakral atau menyesatkan. Jika kembang tersebut diganti dengan wanita atau laki laki mungkin salah satu yang terpilih akan menjadi sakral.
Dr sedikit kutipan di atas kita ambil segi positifnya saja, jangan sampai kita mudah terperosok ke dalam hal yang sesungguhnya baik tapi di fikiran kita malah buruk.
Dan jangan sampai terlena hal yang baik di fikiran kita tapi fakta yang sesungguhnya adalah hal yang menyesatkan...semoga kita tidak termasuk orang orang didalamnya...
0Tanggapan Anda